Profil Desa Kewayuhan
Ketahui informasi secara rinci Desa Kewayuhan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Kewayuhan, Kecamatan Pejagoan, Kabupaten Kebumen. Mengupas tuntas potensi utama sebagai sentra industri emping melinjo, geliat ekonomi UMKM, sektor pertanian pendukung, sejarah, dan potret kehidupan sosial masyarakat perajin yang ulet dan prod
-
Sentra Emping Melinjo
Merupakan pusat produksi emping melinjo terbesar di Kecamatan Pejagoan, di mana industri rumahan ini menjadi tulang punggung utama perekonomian desa.
-
Ekonomi Berbasis Agraris dan Industri Rumahan
Memiliki model ekonomi yang terintegrasi, di mana hasil perkebunan (pohon melinjo) diolah secara langsung oleh masyarakat dalam sebuah rantai pasok lokal yang masif.
-
Komunitas Perajin yang Ulet
Karakter masyarakatnya dibentuk oleh etos kerja yang tinggi, ketekunan, dan keahlian turun-temurun dalam proses pembuatan emping yang padat karya.
Jauh dari hiruk pikuk jalan raya utama, di hamparan subur Kecamatan Pejagoan, Kabupaten Kebumen, terletak sebuah desa yang denyut kehidupannya ditandai oleh ritme ketukan yang khas. Desa Kewayuhan merupakan pusat dari sebuah industri rumahan yang telah menghidupi ratusan keluarga selama beberapa generasi. Di sinilah emping melinjo, keripik gurih yang menjadi camilan favorit, tidak hanya diproduksi, tetapi juga menjadi napas ekonomi dan identitas utama masyarakat. Profil ini mengulas bagaimana Desa Kewayuhan bertransformasi dari desa agraris biasa menjadi sebuah sentra produksi yang disegani, serta bagaimana warganya menjaga warisan kuliner ini tetap hidup dan berkembang.
Sejarah Singkat dan Evolusi Menjadi Desa Produsen
Sejarah penamaan Desa Kewayuhan, menurut beberapa sumber tutur lokal, diselimuti oleh berbagai versi cerita rakyat yang diwariskan secara lisan. Salah satu versi mengaitkannya dengan nama seorang tokoh atau sesepuh yang pertama kali membuka lahan di wilayah tersebut. Namun sejarah yang paling relevan dengan kondisi desa saat ini ialah sejarah transformasinya menjadi "Kampung Emping". Aktivitas pembuatan emping melinjo pada awalnya hanya merupakan kegiatan sampingan para petani untuk konsumsi pribadi atau dijual dalam skala kecil di pasar lokal. Diperkirakan sejak dekade 1980-an dan 1990-an, permintaan yang terus meningkat mendorong semakin banyak warga yang menekuni usaha ini. Secara bertahap, keahlian membuat emping menyebar dari satu keluarga ke keluarga lain, hingga akhirnya membentuk sebuah industri komunal yang masif. Keberadaan pohon melinjo yang banyak tumbuh di pekarangan dan kebun warga menjadi modal alamiah yang mempercepat evolusi ini.
Kondisi Geografis dan Demografi
Desa Kewayuhan terletak di kawasan dataran rendah yang subur di Kecamatan Pejagoan, menjadikannya lahan yang ideal untuk pertanian dan perkebunan. Berbeda dengan Desa Logede yang berada di tepi sungai, Kewayuhan berada lebih ke dalam, dihubungkan oleh jaringan jalan desa yang terhubung ke jalan raya utama.Berdasarkan data administrasi desa, batas-batas wilayah Desa Kewayuhan yakni:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Karangpoh
Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Pejagoan
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Kebulusan
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Prigi
Luas wilayah Desa Kewayuhan tercatat sekitar 2,33 km² atau setara dengan 233 hektare. Sebagian besar lahan dimanfaatkan untuk pemukiman, pekarangan yang ditanami pohon melinjo dan area persawahan.Data kependudukan terbaru dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Kebumen menunjukkan jumlah penduduk Desa Kewayuhan mencapai 4.975 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, maka kepadatan penduduknya berada di angka sekitar 2.135 jiwa per km². Tingkat kepadatan ini mencerminkan karakteristik desa semi-agraris yang produktif, di mana lahan masih terbagi antara area hunian dan area produksi.
Tata Kelola Pemerintahan: Mendukung Rantai Pasok Lokal
Pemerintah Desa Kewayuhan memegang peranan penting sebagai fasilitator dan pendukung keberlangsungan industri emping melinjo yang menjadi ciri khas desa. Di bawah kepemimpinan Kepala Desa dan jajaran perangkatnya, Balai Desa Kewayuhan tidak hanya menjadi pusat layanan administrasi, tetapi juga pusat koordinasi untuk program-program pemberdayaan ekonomi. Fokus utama pemerintah desa ialah memastikan infrastruktur jalan desa dalam kondisi baik untuk kelancaran transportasi bahan baku dan distribusi produk jadi.Selain itu, pemerintah desa aktif menjembatani para perajin dengan program-program dari dinas terkait, seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Upaya ini mencakup fasilitasi pelatihan mengenai peningkatan kualitas produk, pengemasan yang lebih modern, higienitas produksi, dan strategi pemasaran. "Emping melinjo dari Kewayuhan adalah aset dan identitas kami," ujar Kepala Desa Kewayuhan. "Tugas kami di pemerintahan desa adalah terus mendorong agar kualitasnya semakin baik dan pasarnya semakin luas. Kami bercita-cita untuk mendaftarkan merek kolektif `Emping Kewayuhan` agar lebih dikenal dan dapat meningkatkan harga jual, yang pada akhirnya akan menyejahterakan para perajin kami."
Emping Melinjo: Dari Kebun hingga Pasar
Aktivitas ekonomi di Desa Kewayuhan didominasi oleh rantai produksi emping melinjo. Proses ini melibatkan sebagian besar rumah tangga di desa, menciptakan sebuah ekosistem ekonomi yang mandiri dan padat karya. Proses produksi yang dilakukan secara tradisional menjadi pemandangan sehari-hari yang menarik. Dimulai dari pembelian buah melinjo dari petani lokal atau pengepul, buah tersebut kemudian disangrai dalam wajan tanah liat hingga matang. Setelah itu, kulit kerasnya dipecahkan untuk diambil bijinya. Biji yang masih panas inilah yang kemudian dipipihkan atau `diketuk` satu per satu dengan menggunakan palu khusus di atas landasan batu hingga menjadi kepingan tipis. Kepingan-kepingan ini selanjutnya dijemur di bawah sinar matahari hingga kering sempurna sebelum akhirnya dikemas dan siap untuk dipasarkan.Skala ekonomi industri ini sangat signifikan. Bagi banyak keluarga, produksi emping menjadi sumber pendapatan utama, sementara bagi yang lain menjadi tambahan penghasilan yang penting di luar hasil pertanian. Produk emping dari Kewayuhan dipasarkan ke berbagai pasar tradisional di Kabupaten Kebumen, bahkan didistribusikan oleh para pedagang besar ke kota-kota lain di Jawa Tengah dan sekitarnya. Di samping emping, sektor pertanian pendukung juga tetap berjalan, terutama sawah tadah hujan yang ditanami padi dan palawija, serta perkebunan kelapa dan pisang.
Potret Sosial Masyarakat Perajin
Karakter sosial masyarakat Desa Kewayuhan sangat dibentuk oleh etos kerja sebagai perajin. Proses pembuatan emping yang membutuhkan kesabaran, ketelitian, dan tenaga kerja yang intensif telah menumbuhkan sifat ulet dan tekun pada warganya. Kegiatan produksi sering kali dilakukan secara komunal di teras atau halaman rumah, di mana para ibu rumah tangga bekerja sambil bersosialisasi. Hal ini mempererat ikatan sosial antarwarga. Aktivitas ini juga menjadi wahana transfer pengetahuan dan keahlian dari generasi tua kepada generasi yang lebih muda.Kehidupan religius berjalan dengan baik, ditandai dengan masjid dan musala yang aktif menyelenggarakan kegiatan ibadah dan pendidikan Al-Qur`an. Di bidang pendidikan, desa ini memiliki fasilitas sekolah dasar, dan akses menuju jenjang SMP dan SMA di pusat kecamatan atau kota cukup mudah dijangkau.
Tantangan dan Inovasi di Industri Emping
Meskipun telah menjadi tulang punggung ekonomi, industri emping melinjo di Kewayuhan tidak luput dari tantangan. Salah satu tantangan utama ialah fluktuasi harga bahan baku biji melinjo yang sangat bergantung pada musim. Ketergantungan pada metode produksi tradisional yang padat karya juga membuat skalabilitas produksi menjadi terbatas. Selain itu, persaingan dengan produk sejenis dari daerah lain dan kurangnya inovasi dalam hal kemasan dan branding menjadi isu yang perlu diatasi.Namun, di tengah tantangan tersebut, peluang untuk inovasi sangat terbuka. Pengembangan merek kolektif "Emping Kewayuhan" yang terstandarisasi dapat meningkatkan nilai jual dan kepercayaan konsumen. Inovasi produk, seperti menciptakan emping dengan varian rasa (pedas, manis, balado) atau ukuran yang berbeda, dapat menjangkau segmen pasar yang lebih luas. Pemanfaatan teknologi pengemasan modern (seperti kemasan vakum) dapat memperpanjang masa simpan produk dan memungkinkannya masuk ke pasar ritel modern. Lebih jauh lagi, potensi pengembangan desa wisata edukasi, di mana pengunjung dapat melihat dan mencoba langsung proses pembuatan emping, bisa menjadi sumber pendapatan baru yang menarik.Desa Kewayuhan adalah contoh nyata bagaimana sebuah komoditas lokal dapat mengangkat perekonomian sebuah komunitas. Dengan kerja keras, inovasi, dan dukungan yang tepat, denyut nadi para perajin emping di jantung Pejagoan ini akan terus berdetak kencang, membawa nama Kewayuhan ke panggung kuliner yang lebih luas.
